Upgrade Mail Server : Under Pressure
Hari Sabtu, 29 Desember 2018 yang baru lalu, saya bersama 2 orang engineer team Excellent, Ahmad Imanudin dan Rizky Pratama, melakukan upgrade sistem mail server. Upgrade sistem mail server bagi kami bukan sesuatu yang baru, namun persiapan untuk kali ini membuat saya dan team under pressure karena data yang terlibat cukup besar, sebagian data berada di lokasi geografis dan protokol terpisah, upgrade yang dilakukan bersifat semi major dan ada perubahan plugins dari awalnya plugins terpisah menjadi plugin internal.
Rencana awal, upgrade dilakukan pada pertengahan bulan Desember 2018, namun atas pertimbangan fleksibilitas waktu dan mengingat ada kegiatan stock opname akhir tahun, akhirnya proses upgrade diundur menjelang akhir tahun.
Dengan mempertimbangkan skala upgrade dan tingkat kesulitan yang cukup tinggi, saya meminta engineer senior untuk mengawalnya. Itu sebabnya Ahmad Imanudin dan Rizky Pratama yang diset sebagai Person In Charge (PIC) dengan pertimbangan kapabilitas, jam terbang dan pengalaman mereka melakukan hal yang mirip di klien lain.
Beberapa minggu sebelum pelaksanaan upgrade, kami melakukan meeting bersama mengenai skenario dan strategi upgrade, termasuk berdiskusi mengenai preliminary check dan kemungkinan implikasi dari proses upgrade. Setelah skenario dan strategi disepakati, kami membuat sandbox server, yaitu salinan server production untuk dijadikan sebagai media simulasi upgrade.
Masalah yang muncul saat simulasi langsung dicarikan solusinya. Kami juga berdiskusi dengan pihak prinsipal untuk beberapa masalah yang tidak bisa langsung dieskalasikan. Persiapan dan simulasi yang dilakukan membuat kami bisa mencegah kemungkinan adanya masalah saat upgrade.
Meski hati berdebar-debar, dengan persiapan yang dilakukan sebaik mungkin, akhirnya schedule waktu definitif untuk upgrade ditentukan.
Seminggu menjelang proses upgrade, saya bersama keluarga melakukan perjalanan liburan sekaligus kondangan ke Brebes-Kebumen-Salatiga-Semarang. Perjalanan ini sebagai bagian dari liburan keluarga, namun sebagian pikiran saya masih tertuju pada rencana upgrade dan kemungkinan resikonya.
Karena sudah disiapkan sebaik-baiknya, saya pikir apa yang terjadi, terjadilah. Jadi di Sabtu selepas maghrib, saya meluncur ke kawasan Sudirman, bergabung dengan Ahmad dan Rizky yang terlebih dahulu meluncur kesana.


Sampai di kantor klien, kami shalat Isya terlebih dahulu, kemudian mengecek persiapan upgrade yang sudah direncanakan. Proses kick off upgrade akan dilaksanakan tepat pukul 23.00 WIB, namun beberapa jam sebelumnya ada schedule proses snapshot dan finalisasi backup.
Tepat pada pukul 23.00 WIB proses upgrade dilaksanakan, dimulai dengan mematikan seluruh services cluster server, melakukan snapshot akhir dan kemudian menjalankan proses upgrade sesuai dengan timeline yang sudah ditetapkan. Rizky bertindak sebagai eksekutor dan Ahmad sebagai supervisor. Saya sebagai team hore yang mengawasi proses upgrade sambil berbincang dengan IT pihak klien.

Meski sudah disiapkan sebaik-baiknya, masih ada beberapa hal diluar dugaan yang muncul. Meski demikian, dengan latar belakang pengalaman yang mumpuni, Rizky bisa mengatasinya dengan baik. Ahmad hanya sesekali memberikan arahan sementara saya mulai mengantuk dan mencoba berjalan-jalan sambil sesekali mengecek pekerjaan Rizky.
Beberapa jam sebelum waktu yang disediakan habis, Rizky sudah berhasil melakukan upgrade. Tahap selanjutnya adalah melakukan sampling pengecekan sesuai dengan timeline dan ujicoba akses menggunakan beberapa account. Ada beberapa hal yang perlu disesuaikan namun secara umum proses upgrade dapat dengan mulus dilakukan.
Setelah proses upgrade selesai dan pengecekan dinyatakan OK oleh pihak klien, kami bisa berpamitan untuk pulang kembali ke Bekasi.
Keluar dari kantor klien, jalan Jenderal Sudirman dipenuhi dengan masyarakat yang sedang berolahraga pagi menikmati Car Free Day. Kami berdua berjalan melawan arah menuju stasiun Sudirman, sambil terkantuk-kantuk dan Rizky membawa 1 dus oleh-oleh dari pihak klien dengan gaya seperti orang pulang kampung hehehe…

Pengalaman upgrade ini menjadi salah satu pengalaman yang menarik dan mendewasakan, dalam arti bahwa meski cukup beresiko dan cukup berat dilakukan, kita bisa tetap menjalankannya dengan persiapan yang matang dan dilakukan sebaik-baiknya.
In Search of Manohara
I always write note in my laptop and put it somewhere either on disk or cloud when I think there is an interesting experience. I found this 7 years old note when I try to clear some space in my disk, and before I wipe it out from my disk I think it is an interesting story to share with you. This happened in 2011, at that time I was working to build Linux based computer labs for 500 elementary and junior high schools in Yogyakarta Indonesia. No it is not about computer and other geeky stuff. So here it is.
During my busy weeks in implementing openSUSE Li-f-e for schools in Yogyakarta Indonesia (see the pictures below), me and one of my colleague use our free time in a Sunday afternoon to visit Borobudur, the biggest Buddhist temple in the world. One of the World Heritage preserve by Unesco. 85% of Indonesia population are Moslem and this make Indonesia the biggest Moslem country in the world. We are tolerant people and respect diversity. Our national motto is Bhinneka Tunggal Ika means "Unity in Diversity". That's why the biggest Buddhist temple stand still here. In Indonesia, kids learn about it in history and culture subject in middle schools. I still remember my history teacher told the story in front of the class and I was very amazed at that time. She said that the temple was build by Princess Pramodhawardhani the daughter of King Samaratungga from Syailendra clan who ruled Java Island in 8th - 9th century. She also told that the temple rising in the middle of the lake (when it was built) and form a lotus flower and leaf in the center of a lake. Wow .......
Busy weeks:
Some Yogyakarta city pics:
Everyone should wearing "kain/sarung batik" that we can borrow (for free) after entering the main gate. We were a bit late, the temple will close on 5 PM. Huh..... 😟
Some pics:
I took some pictures here and there but I'm not sure that was Manohara 😀
In the end I'm not sure I found Manohara because I'm not well prepared, belief me I enjoy reading epic, history and cultural literature. I'm not just a linux freak 😅
My colleague told me that better I took photograph of stewardess because they usually pretty and always fly (like Manohara) 😆
Sculpture - Stone relief:
Drainage and wall section:
These are some of my suggestions if you visit Borobudur:
- Early in the morning, so you can see the sunrise. I think it is not possible because the sites open at 8 AM. But maybe you can arrange it for special condition. Well, I don't know.
- Do not visit it between 11 AM - 2 PM becuase it can be very hot. It is located in equator area 😀
- Try to be there between 2 PM- 3 PM, so you have time to explore the relief/sculpture in Kamadatu and Rupadatu.
- If possible visit it in dry season between May - September, don't go there in rainy season you can miss the best moment to see the sunset.
- Because the site is closed in 5 PM, you should ask the guides or the guard if you can wait a little longer to take some pictures.
- Don't forget to bring your hat and umbrella. It can be very hot or very wet 😅
- If you like photography bring your wide-angle lense.
Additional notes;
After openSUSE.Asia Summit 2016 in Yogyakarta Indonesia, we had one day tour to Borobudur temple and Prambanan temple. Prambanan is a Hindu temple on the east of Yogyakarta, it is also a beautiful Unesco World Heritage. We had a lot of fun!
Remarkable Year 2018 for openSUSE Indonesia Community
It is also quite encouraging about the openSUSE translation. Unlike some other language versions, which are some of it translated by SUSE, the translation into Indonesian language is purely community work. Many thanks to the translation team, I have to name a few here, Arif Budiman, Kukuh Syafaat, and "primbon ijo" (green sacred book) bot manager, Yan Arief. Of course thank you also for all members of the translation team, there are 30 people. I don't mention them one by one, nevertheless you are all great 🙂.
There are some people who were accepted as openSUSE members in 2018, which I remember were Kukuh Syafaat, Dhenandi, Estu Fardani, Yan Arief. Some more people have applied for membership registration applications, I am sure they are eligible, and just a matter of time to be approved. If you are interested, please submit by following the instructions on the wiki page.
The saddest day for the community in 2018 is when we lose Muhammad Rafi in February 2018. I do not know him closely, but I've met him a couple of times, on the August 2017 Bekraf Habibie Festival, openSUSE 42.3 release party and some other events. On that occasions I knew him as a passionate and very humble young man. All our prayers for the late Rafi.
On March 23-25, 2018 Indonesia openSUSE Comunity / openSUSE received an invitation to open a booth at the Indonesian LibreOffice Conference. Thank you to the LibreOffice Indonesia Community for giving us the opportunity to participate in the event. openSUSE has always supported LibreOffice since the start of the project. Furthermore, please read how go-oo has been stopped and integrated into LibreOffice.
On May 21, 2018, we made a ticket in openSUSE progress to improve the status of community-managed repos to become openSUSE official mirror repository. On May 22, 2018, Per Jessen, one of the openSUSE Heroes Team members replied and said our repo officially entered the official openSUSE mirror repo. Hopefully this can help provide a fast and up-to-date update for the Indonesian openSUSE community.
openSUSE Leap 15.0 was released on May 25, 2018 during openSUSE Conference 2018 in Prague. KLAS Surabaya was the first to hold a Leap 15.0 release party in Indonesia on June 2, 2018. Thank you Darian Rizaluddin and friends for the initiative. We can count on you 🙂. In collaboration with Glib, openSUSE Indonesia also held a release party in Bogor on July 1, 2018. You are all cool!
openSUSE.Asia Summit 2018 was held in conjunction with GNOME.Asia Summit 2018 and COSCUP in Taipei 11-12 August 2018. In 2018 there were quite a number of colleagues from openSUSE Indonesia Community who attended the event both as speakers and participants. Good to you all. If you want to go abroad and to be paid up to 80% of your travel cost, don't hesitate to join the community and submit a proposal, who knows if you are selected 🙂.
During openSUSE.Asia Summit 2018, registration for Call for Host for a similar event in 2019 also opened. India and Indonesia volunteered to become candidates for the host. Finally, after the voting was held, on October 5, 2018 Bali, Indonesia was appointed as host of the openSUSE.Asia 2019 Summit.
The core committee for openSUSE. Asia Summit 2019 has already started the preparation work, there are Kukuh, Dhenandi, Ary, Yan Arief, Estu, Rania, Rifki. They have conducted a survey in Bali and the plan is openSUSE.Asia Summit 2019 will take place in the Information Technology Department, Faculty of Engineering, Udayana University in October 2019. Thank you for Putu Shinoda, our community member who also a lecturer in Udayana University who has been willing to become the host. The committee will definitely need a lot of help and support, and awaited the participation of all the Indonesian openSUSE community members.
The Indonesian openSUSE community contributes to the design of mugs for openSUSE GSoC mentors. There are 3 people who submitted the designs, Ahmad Romadhon (Rania), Pramasta, Tamara. Pramasta's design was finally chosen. Aris Winardi also made a poster for the openSUSE Board Elections that will be held in February 2019. Thank you all.
There is one thing in 2018 that Indonesian openSUSE community cannot fulfill, namely participation as student for Google Summer of Code under the openSUSE organization. I and Ana (openSUSE Board member) since 2017 have planned to promote GSoC to attract more students from Indonesia to this event. Unfortunately, from 3 people who expressed their interest in 2018 they could not go further. I noticed the weakness of our young people was not to start by doing research on the project in the first place, even though the openSUSE project that is included is very open, it can be seen on github! Also they're waiting until the last seconds to submit the proposal. You should prepare as early as possible, do PR if you see an opportunity for improvement, make it as exercise and warm up while showing your abilities to the mentor, and at the same time preparing your proposal. Well, some of them did a good job but the selection process sometimes is way too hard.
For GSoC in 2019, let's try again, there's still a chance, although from what I heard it is not sure yet that openSUSE will participate in GSoC in 2019. There are already 2 students who expressed their desire to participate. Prepare yourself from now on. For others if you are interested, stay tuned!
Have a lot of fun!
9 extensions GNOME terbaik versi saya
GNOME merupakan DE (Desktop Environment) terbaik pilihan saya setelah KDE, walaupun agak berat untuk ukuran DE yang ketika idle memakan banyak RAM dan terkenal bahwa GNOME 3 adalah DE yang berat, tapi saya santai saja karena RAM saya gede jadi ya santai :D. GNOME memiliki tampilan yang bisa dibilang asik dan indah,tapi asik dan indah itu menurut saya tidak akan muncul jika user GNOME tidak menambahkan beberapa extension GNOME yang keren – keren, karena tanpa extension ini GNOME adalah DE yang sedikit membosankan.

Oke kita lanjut ke extension rekomendasi saya beberapa bulan terakhir ini, oiya sekedar info disini saya menggunakan openSUSE Leap 15.0 yang berjalan di atas mesin ThinkPad T460. Oke kita lanjut ke beberapa extension terbaik pilihan saya yang bisa diunduh pada halam berikut
-
Dash to Dock
Dash to Dock, ya itulah namanya, dimana extension ini berguna agar dapat memindahkan Dock yang biasanya ketika kita menginstall DE GNOME 3 itu terdapat Dock disebalah kanan, ketika kita menginstall Dash to Dock ke extension GNOME kita maka dock dapat dipindahkan sesuka hati.
-
User Themes
User Themes, GNOME tanpa User Themes tentu seperti nasi yang tidak ditambahkan apa – apa di nasi tersebut. Ya User Themes ini berfungsi agar tema di GNOME bisa diterapkan dengan mudah diterapkan, dan untuk temanya dapat diunduh di alamat berikut

User Themes
-
No Topleft Hot Corner
Ini juga merupakan salah satu extension yang cukup membantu, karena di GNOME yang ter-install default pada openSUSE ini sendiri, jika arah pointer mouse diarahkan kearah pojok kiri maka akan langsung masuk kearah efek yang sedikit mengganggu, karena saya sendiri sering tidak sengaja mengarahkan pointer ke arah tersebut. Dan tentu saja extension ini sangat membantu menghilangkan efek tersebut :D.

No Left Hot Corner
-
Extensions
Tanpa extensions ini mungkin kita akan bolak – balik ke pengaturan untuk menontaktifkan extension yang kadang belum terlalu kita perlukan. Ya fungsi extension ini adalah untuk menjadi jalan pintas agar kita dapat mengaktifkan atau menonaktifkan extension yang kita mau.

extension yang sudah terinstall
-
Refresh Wifi Connections
Default-nya pada GNOME tida terdapat tombol untuk me-refresh Wifi, dengan extension ini hal tersebut dapat diwujudkan dengan menampilkan tombol refresh yang akan muncul ketika kita melihat jaringan yang tersedia.

Tampilan Refresh Wifi
-
TopIcons
GNOME yang terdapat pada openSUSE Leap 15.0 ini adalah versi 3.26.2, yang mana system tray tidak akan mucul yang tempatnya biasanya terdapat di pojok kanan, itu sedikit meresahkan bagi saya, karena saya adalah pengguna aktif Telegram yang memakai Telegram Desktop di Laptop saya. Extension ini sangat berguna karena akan memunculkan system tray pada tempat semestinya.

TopIcons
-
Sound Input & Output Device Chooser
Pada GNOME ketika konek dengan Bluetooth, memindahkan sumber suara di pengaturan itu memakan waktu yang cukup, maka extension ini membantu untuk cepat memilih input dan output suara yang akan keluar pada GNOME.
-
Simple Name
Sesuai namanya, Simple Name akan menampilkan nama user pada panel GNOME di sebelah pojok kanan dengan nama user tersebut. Simpel tapi keren :D.Kayak MAC kan.

Simple Name pada panel GNOME
-
Dash to Panel
Extension yang berguna untuk memindahkan aplikasi yang berjalan pada panel atas GNOME. Ya fitur ini sangat fungsional
seperti ini jadinya tampilannya :

Tampilan pengaturan Dash to Panel
Semoga bermanfaat, sekian.
Sumber : https://www.gnome.org/
Excellent SMTP Relay & Blast Email Dashboard : Dari Ide Hingga Eksekusi
LATAR BELAKANG
Salah satu layanan utama di Excellent adalah layanan SMTP Relay. Layanan ini berfungsi sebagai server relay/penerus email dari klien yang ditujukan pada pihak eksternal. Pengguna layanan ini terdiri dari berbagai latar belakang, antara lain :
- Pengguna layanan Excellent Managed Services Mail Server. Untuk meningkatkan kualitas dan performa sistem, kami memisahkan layanan SMTP routing ke eksternal termasuk layanan anti spam agar spesifikasi sistem secara penuh digunakan untuk layanan email
- Klien yang IP public-nya terkena blacklist pihak tujuan
- Klien yang hanya punya IP dynamic
- Klien yang terkena limit pengiriman email oleh pihak ISP
- Klien yang capek karena email terkadang tidak sampai ditujuan dan tidak diketahui penyebabnya
- Klien yang sebel karena email yang dikirim malah masuk ke folder spam di pihak tujuan
- Klien yang ingin menyembunyikan posisi server mereka atas pertimbangan keamanan sistem. Port-port yang dibuka dibatasi hanya untuk IP tertentu, misalnya port incoming hanya diperbolehkan untuk email yang berasal dari layanan anti spam Excellent, port 25 outgoing diblock dan koneksi ke server SMTP Excellent diset menggunakan port yang tidak umum
Layanan SMTP Relay ini awalnya dimulai dari 1-2 server. Menggunakan server yang ditempatkan di co-location server. Awal-awal diimplementasikan, domain Excellent sendiri yang menjadi kelinci percobaan. Sebelum menjadi produk untuk dijual, kami harus memastikannya bisa berjalan sesuai harapan. Bagaimana mungkin kami menjual produk terkait email kalau email kami sendiri kerap bermasalah.
Layanan yang awalnya ditujukan untuk kepentingan internal ini terus dimonitor stabilitas dan performanya. Setelah cukup percaya diri, layanan ini kemudian mulai diimplementasikan disisi server managed services. Perlu berbagai langkah preventif dan korektif untuk memastikan bahwa IP public server selalu terjaga aman tanpa mengurangi fleksibilitas sistem. Jumlah server terus ditambah seiring dengan penambahan jumlah klien. Kami juga menyiapkan server pada posisi lokasi geografis berbeda sebagai antisipasi jika ada gangguan di lokasi tertentu.

INISIASI AWAL
Setelah berjalan beberapa lama, pada sesi brainstorming internal ada usulan untuk membuat dashboard smtp relay, dengan beberapa latar belakang pertimbangan, antara lain :
- Dengan dashboard smtp relay, klien bisa melakukan tracking log pengiriman email secara mandiri, tidak perlu melakukan request ke team support Excellent. Klien terpenuhi kebutuhannya dan disisi lain team support Excellent terlepas dari pekerjaan yang tidak memberikan nilai tambah
- Lebih mudah mengecek perkembangan kualitas layanan. Data-data klien tercatat lebih rapi, dilengkapi dengan detail nama perusahaan, contact person, no kontak/HP/telp, alamat email dan lain-lain. Mudah juga melakukan broadcast pemberitahuan ke seluruh klien
- Pembuatan laporan bisa lebih mudah dilakukan. Mengetahui klien mana yang over usage, klien mana yang terkena lock karena melakukan spamming maupun klien yang terkena suspend karena overdue tagihan lebih mudah dikelompokkan
- Bisa membuat skema level layanan, misalnya klien level premium bisa melakukan attachment sekian MB namun klien level silver hanya bisa mengirim attachmen lebih kecil. Demikian juga untuk trafik email, bisa dicheck dengan mudah
- Lebih mudah diintegrasikan. Bisa dibuat standard knowledge base untuk proses setup disisi klien, termasuk nantinya dikembangkan untuk API aplikasi. Team juga bisa membuat script auto install untuk mempermudah setting disisi klien
- Klien bisa mengecek status pengiriman email per jam, per hari, per minggu hingga per bulan. Berapa email yang terkirim dan berapa yang gagal termasuk data user-user yang mengirim email terbanyak yang bisa menjadi informasi awal indikasi spamming (atau melakukan blast)
- Bisa dilengkapi dengan feature pengecekan SPF, DKIM, DMARC dan lain-lain yang bisa meningkatkan kualitas reputasi pengiriman email pihak klien
Untuk merealisasikan hal ini, ada 2 pilihan yang tersedia, yaitu merekrut team developer aplikasi atau meminta pihak vendor software membuatkannya untuk Excellent. Kedua pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika merekrut team developer, mungkin akan butuh waktu untuk pengembangan namun bisa lebih fleksibel dalam menentukan prioritas dan cakupan pekerjaan yang akan dilakukan, sedangkan jika diserahkan kepada pihak vendor, prosesnya diharapkan bisa lebih cepat namun tentu saja harus ditentukan Scope of Works-nya secara lebih detail.
Setelah mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing, kami memilih vendor software untuk membuatkannya. Kebetulan saya mengenal seorang rekan yang memiliki kapabilitas mengenai hal ini. Ia sering membaca tulisan saya di blog, kemudian tertarik untuk resign dari kantor dan membangun usaha dibidang software development. Setelah berjalan beberapa lama, overhead cost-nya tidak bisa ditutup dari pendapatan sehingga akhirnya ia kembali bekerja di sebuah perusahaan. Meski demikian ia terus keep contact dengan saya. Tahun lalu ia berdiskusi kembali dengan saya mengenai problem dikantornya, dimana sebagian besar uang perusahaan dipakai founder untuk mengembangkan usaha lain sampai-sampai usaha utama terseok-seok dan banyak team programmernya yang resign.
Mendengar hal itu, saya tawarkan padanya, bagaimana jika saya berinvestasi saja. Saya berinvestasi pada kualitas personal dia. Selain mencari order dari pihak eksternal, sekalian saja perusahaan yang baru ia bangun mendapat order dari Excellent. Jadi meski saya memiliki investasi di kedua perusahaan, hubungan ordernya murni professional. Ia setuju dan saya diberikan alokasi sekitar 40% saham. Dengan skema ini, pengembangan dashboard smtp relay Excellent dimulai.

EKSEKUSI IDE
Untuk mendapatkan gambaran mengenai aplikasi dashboard smtp relay yang akan dikembangkan, saya meminta team Excellent mengadakan pertemuan beberapa kali membahas skema dan featurenya. Ada banyak usulan dan saran termasuk diskusi teknis saat sesi ini. Misalnya jika script robot monitoring Excellent melakukan lock account klien yang terindikasi spamming, maka datanya harus bisa ditangkap oleh aplikasi dan diinformasikan ke pihak klien. Diskusi juga mencakup pembahasan mengenai skema aplikasi master-klien, yaitu berupa 1 dashboard untuk team Excellent sebagai admin dan 1 dashboard untuk pihak klien.
Setelah beberapa waktu, dibuatkan 1 buah mockup yang kemudian ditest dan divalidasi terus menerus. Semua kekurangan diperbaiki. Feature yang penting dilengkapi. Menu yang kurang jelas dikoreksi. Mungkin saat-saat seperti ini membuat team developer sebel karena requestnya jadi banyak. Apalagi ada juga request-request dari pihak klien yang ingin suatu laporan tertentu yang jika ditelusuri lebih jauh, muaranya bisa disiapkan via aplikasi.
Setelah dirasa mencapai level beta, aplikasi mulai difungsikan. Untuk kelinci percobaan, team membuat mail server dengan domain masing-masing dan digenerate account relay-nya via dashboard. Informasi yang terkirim via email dicheck ulang apakah narasinya sudah tepat. Apakah deskripsinya tidak membingungkan. Apakah display name sender-nya sudah benar. Pengecekan juga dilakukan di dua sisi dashboard. Disisi dashboard admin sudah benar, apakah disisi klien sudah benar juga.
Testing dilanjutkan dengan pengiriman email. Apakah lognya sudah terpusat. Apakah lognya bisa diparsing dengan benar. Bagaimana cara tahu suatu email dianggap bounced atau delivered. Disini team engineer Excellent yang masih muda berdiskusi dengan team software devs agar algoritma yang ada dan dijelaskan oleh team engineer bisa diterjemahkan ke logika programming.
Setelah fase beta selesai ditest, prosesnya dilanjut dengan memasukkan beberapa list klien prioritas kedalam dashboard smtp relay. Proses pengecekan diulangi dan hal-hal yang masih bermasalah terus diperbaiki sampai kami cukup puas untuk menerapkannya secara massal.
Yang pertama dimasukkan kedalam dashboard adalah klien-klien yang murni langganan smtp relay. Setelah capek harus memasukkan data satu persatu, team engineer berdiskusi lagi dengan team software devs untuk menyediakan menu bulk import. Untuk menu disiapkan dan team engineer diminta membuat list klien dalam bentuk spreadsheet dengan format tertentu. Setelah semua dimasukkan, sistem dimonitoring kembali selama beberapa waktu.
Setelah sistem berjalan lancar, seluruh klien Excellent managed services dimasukkan kedalam database dashboard. Dengan demikian, secara resmi dashboard smtp relay Excellent diluncurkan.

Masukan-masukan dari pengguna layanan mulai muncul. Misalnya ada kebutuhan tambahan informasi subject agar proses tracking log lebih mudah dilakukan. Team engineer Excellent mengaktifkan feature ini disisi mail server, kemudian mencari cara untuk melakukan parsing datanya. Data yang sudah diparsing nantinya akan diolah oleh team software devs untuk diproses menjadi log tracking disisi aplikasi.

Saat ini dashboard smtp relay sudah berjalan selama beberapa waktu. Proses pengembangan dan monitoring aplikasi tetap dijalankan. Ibarat bayi baru lahir, team Excellent merawatnya secara hati-hati dan belajar melakukan scaling seiring dengan penambahan jumlah klien. Hidup team Excellent jadi lebih berwarna dengan adanya dashboar smtp relay 
Jika tertarik mencobanya atau mengalami kendala pengiriman email atau berjuang mengatasi spam yang sering melakukan broadcast ke pihak eksternal, bisa kok melakukan trial aplikasi. Silakan meluncur ke sini : Layanan Excellent SMTP Relay
My journey, openSUSE Asia Summit
August one of the best months of 2018 for me, because for the first time I was accepted as a speaker at the 2018 OpenSUSE Asia Summit held in Taiwan, precisely in Taipei, one of the countries that I have never visited.
Before departh
on this departure I departed with several groups from their openSUSE Indonesia: Pak Kukuh, Pak Yan Arief and Pak Didiet. we went to taiwan boarding a China Airlines plane at 14:10 and arrived in Taiwan at 20:40 Taiwan time, and this was my first experience using international aircraft.
this is when we take photos at Taiwan MRT
and after we arrived in Taiwan we bought the MRT card to use the MRT there, after that at around 11:00 p.m. we arrived at the First Hostel, here I was roomed with several people, including Gus Aftian, Pak Darian, Pak Joko, Pak Kukuh and Kakek Yan Arief.
Day 0
on Friday, we all plan to take part in the openSUSE meeting, which is in the Micro Focus SUSE office in Taiwan, and we went there after we prayed Friday at the Taiwan Grand mosque. because we waited for a very long bus, finally we all decided to walk to the SUSE office after Friday prayers, WOW!
After we arrived there, we were placed in a different room because the main room was full
here we are at the SUSE Taiwan office
Me at SUSE Office Taiwan
and in the night, there was a party speaker invitation, there I met a lot of cool people whom I haven’t memorized until now
before party speaker, Libre Office Taiwan invited us for dinner
Dinner with Libre Office Asia

the great place for speaker party
21.00 we back to hostel for tomorrow
Day 1
and the Event began, this year the OpenSUSE Asia Summit event was joined by several other major events, namely GNOME Asia Summit, and COSCUP
in this day i join to class 304


after that, on the night I attended the BoF openSUSE session, where we determined some things for next year, the openSUSE Asia Summit 2019




Day 2
Today is the day that most excited me, because on the second day I will present my paper in class 304, and also because this is the first time for me. My class started at 11.30 and it turned out that there were quite a lot, and after I talked about it, Igawa, one of the openStack and openSUSE Japanese contributors, asked about the differences between Nextcloud and Owncloud, and I was really nervous
this is me
with Masayuki Igawa
after the summit, the Indonesian contingent travels to the ximending night market and buys some souvenirs
No items found.
Day 3 – one day tour
After that event, many speaker join to one day tour at Taiwan, some of the places we visited were the National Palace Museum and Taipei 101, we went there by bus from Taipei Main Station. yes, before going to the destination we all gathered at Taipei Main Station
This is us
after that Pak Darian and team went first to the airport because the plane would fly tonight. And those who have not gone home, we are invited to eat together, thanks to Frank and Eric who have invited us

and Tomorrow me, Pak Kukuh, Kakek Yan Arief and Pak Didiet return to Jakarta on the hour 08.45
Epilog
This year was a very pleasant year, contributing with many great people. I hope next year you can join the next summit.
Thanks to Max Huang for holding this cool event, thanks to openSUSE and all who have contributed. you are great !

Sumber Foto:
- https://www.flickr.com/groups/gnomeasia2018/
- https://www.flickr.com/groups/3094051@N21/
- https://www.flickr.com/photos/coscup/albums/
Catatan Perjalanan CGK-HKG-TPE

Bukan perjalanan pertama saya melalui rute ini, namun tak salah menuliskan catatan ini.
Pesawat saya berangkat Kamis pagi jam 8.15 dengan Catay Pacific CX-718. Saya sudah melakukan checkin online sebelumnya melalui website dan memilih nomor kursi. Catay Airways hanya mengijinkan melakukan checkin online mulai dari 48 jam sebelum keberangkatan. Kemudian saya memilih Muslim Food dari menu checkin Catay. Pilihan Muslim Food hanya tersedia di Penerbangan HK-TPE, sedangkan dari CGK-HK semua makanan adalah Halal. Untuk penerbangan pulang, pilihan Muslim Food hanya tersedia dalam penerbangan TPE-HK, sedangkan HK-CGK semua makanan dinyatakan halal, sehingga tidak perlu memilih lagi. Selalu bawa botol minum isi ulang.
Di bandara Terminal 2F, saya segera melakukan checkin dan drop bagasi. Meski berangkat bertiga, urusan ini mending diselesaikan sendiri tanpa harus tunggu-tungguan. Lanjut imigrasi karena bagian ini cukup memakan waktu. Sampai di loket imigrasi, tebakan saya benar, antrian mengular. Butuh 15 menit dari awal antri hingga pemerikasaan saya selesai. Huft. Sampai di bagian Gate baru mencari Pak Edwin dan Pak Haris yang ternyata sudah duduk ngopi dan sarapan di Old Town Coffee. Oh iya, dalam penerbangan internasional terdapat banyak catatan dalam barang bawaan yang biasanya rewel juga, diantaranya:
- Aturan benda cair dalam botol, maksimal 100ml dan dimasukkan ke kantong zipper bening.
- Sebelum x-ray terakhir, pastikan botol minum dikosongkan. Nanti bisa diisi kembali di water refil setelah x-ray tersebut.
Boarding 40 menit sebelum jam keberangkatan. Penerbangan ditempuh dalam kurun waktu 5 jam 10 menit. Terdapat perbedaan waktu antara Jakarta dan Hongkong, yaitu lebih cepat 1 jam. HK GMT+8. Saya langsung mengatur jam tangan dan jam di HP agar ikut berganti. Perjalanan saya habiskan dengan tidur, membaca novel dan mendengarkan musik. Terdapat layanan hiburan yang memadai di dalam kabin pesawat.
Oh iya, saya lupa penerbangan Catay menggunakan pesawat jenis berapa, namun di kedua pesawat itu terdapat colokan universal yang bisa digunakan untuk mencharge HP. Ada dua kemungkinan lokasi colokan itu berada. Pilihan pertama ada di lipatan meja makan. Yang kedua pilihannya di bawah kursi, di bagian pertemuan kursi. Silahkan diraba perlahan. Oh iya, ada indikasi lampu hijau yang hidup menandakan charger bisa digunakan karena jika lampu tidak hidup, berarti tidak ada arus yang berjalan. Lampu beberapa kali mati, biasanya ketika akan lepas landas, ada goncangan dan ketika akan mendarat.
Saya sedikit rewel jika berada dalam ruangan AC cukup lama. Apalagi jika di dalam pesawat. Ini menyebabkan hidung saya iritasi kemudian mimisan. Makanya saya selalu menggunakan masker dalam pesawat jika lama penerbangan lebih dari 2 jam. Tak lupa jaket tebal bertudung kepala.
Mendarat di HK pukul 14.20 waktu setempat. Setelah membawa bagasi kabin, kemudian menuju couter checkin transit. Nyari tempat isi ulang air minum, minum secukupnya. Lanjut menuju gate transit. Butuh naik 1 lantai dan kemudian dilakukan pemeriksaan ulang, x-ray bagasi kabin dan screening. Pastikan sebelum masuk pemeriksaan, kosongkan botol minum agar mempercepat proses scanning.
Koneksi internet di Bandara HK saya acungi jempol. Cukup aktifkan Wi-Fi kemudian pilih nama access point untuk bandara HK, setujui persyaratan dan peraturan. Setelah itu bisa berinternet ria tanpa pembatasan durasi berinternet. Untuk kecepatan tidak perlu dikomentari, cukup cepat.
Menuju Gate penerbangan selanjutnya. Tetapi butuh menemukan tempat sholat. Di terminal HK, tempat sholat dapat ditemukan di dekat Gate 42-43. Peralatan solat, mukena dan alquran tersedia rapi. Arah kiblat juga tersedia. Tempat wudhu tersedia di dalam ruangan. Perlu dicatat juga, mushola tersebut bukan merupakan tempat ibadah khusus muslim. Jadi kita kemungkinan akan berbagi ruang dalam sunyi dengan pemeluk agama lain.
Selesai sholat, kita mencari makan. Restoran Halal tersedia juga di foodcourt sekitaran Gate 40. Old Town Coffee. Makanan semenanjung malaya dan Indonesia.
Saya memilih kari ayam dengan harga 92 Dolar HK termasuk Es Teh Manis.

Selesai makan, kita bergeser ke Gate 62 dimana kita melanjutkan perjalanan selanjutnya ke TPE. Dalam pesawat kita dibagikan lembar pengisian informasi kedatangan. Saya sebelumnya sudah mengisi secara online, tapi nulis lagi gpp. Jadi selalu bawa ballpoint di tas kabin untuk memudahkan mengisi form pelaporan. Karena dengan mengisi ketika masih di pesawat, bisa mempercepat kita dalam antrian imigrasi.
Mendarat. Kemudian buru-buru antri imigrasi. Butuh sekitaz 20 menit antri hingga keluar imigrasi. Lanjut ke konter bagasi untuk mengambil koper. Sembari antri, saya mampir toilet dan mengaktifkan pake Mi Roaming Taiwan. Apa itu Mi roaming? Akan saya ceritakan di postingan selanjutnya.
Keluar bandara, sudah di jemput oleh Franklin Weng. dan cerita berlanjut ke tulisan ini
Salam
Estu
Taipei, openSUSE Asia Summit, Power of Community
When you’re planning a trip to Asia, Taipei probably isn’t be the first destination that comes to mind, as it’s often ignored in favor of more popular tourist spots like Tokyo or Hong Kong. But don’t ignore a trip to Taiwan’s big city — it’s an inexpensive, quirky metropolis with some of the best night markets in all of Asia. This is the second time i’ve visited Taipei for openSUSE Asia Summit.
FYI, The last openSUSE.Asia Summit was held in Tokyo, Japan.
Here we go. Me and the famous Mr. gecko!!
Thursday 9 Aug, Day -1 (Travel to Taiwan)
This time, 14 people came from Indonesia to join openSUSE Asia Summit 2018 in Taipei. We divided to 3 groups. One group flight from Juanda Surabaya (Darian, Aftian, Joko, Rania). One group at morning flight from CGK (Haris, Edwin, Estu). Last group with afternoon flight from CGK (Kukuh, Didiet, Rifki, Yan Arief) And 3 others people; Tonny, Iwan Tahari, Siska join a separate flight.
My group is the first team landing in Taiyuan Airport. At international arrival gate, Franklin Weng pick us up to hostel, but we decided to visited Frank office before going to Hostel. We meet Eric Sun and their team. Artistic team who create video for opening ODF Reader on Android. The video created using Blender Software.
22.00 we arrive at hostel. Many thanks to Frank for deliver us. :D. A few hours later, 2 more groups arrived at hostel. We are stay at same hostel. A comfort dormitory with share room. First Hostel, not far from Daan Park. Let call it a day and sleep all the night.
Friday 10 Aug, Day 0 (openSUSE Board and Community Meetup)
Today we plan join meetup at Taiwan SUSE Office after Friday Prayer. We visited Taiwan Grand Mosque, not far from Daan Park and our hostel. Before Friday Prayer, we take breakfast at Sakura Canteen (with Indonesian Food), next to Taiwan Grand Mosque. After praying, we going to SUSE office by walk. We came late to SUSE office, after lost direction. What a day!
Main discussion on SUSE Office
We meet openSUSE boards, SUSE Beijing and SUSE Taiwan, openSUSE Japan, openSUSE Taiwan; Ana Martinez and Simon, Sunny and team, Alcho and team, Takeyama and team, Sakana etc. You can watch meetup video from Sakana here.

Our discussion focus on some point:
- How to prepare for next summit. We start create guideline for better preparation
- How to engage more student to join GSOC for openSUSE Project. We plan to choose local coordinator each country to break gap between GSOC/Mentor Team from openSUSE and students from various county, especially Asia.
- openSUSE Asia Summit album. Takeyama as part of Japan openSUSE team hand over album to Sakana, as local committee for current summit.

Lets finish foods and take photos!! After that, we moved to near building for tonight’s party. COSCUP Welcome Party at Zhangmen Brewing — Breeze Songgao Store. Before party, Libre Office Taiwan invited us for dinner. Sounds like Taiwan Cuisine. Yummy..


19.00 we join the party. Nice place with Taiwan 101 as background. At this party I meet many friend from another community. Some people which I have meet at GUADEC 2015, some people I have meet at GNOME.Asia or FOSSAsia. Let’s call it a Big Reunion.
21.00 we back to hostel by MRT. Let’s rest for tomorrow but wait this is 1 day before Summit and I should check my laptop for prepare my presentation.

Saturday 11 Aug, Day 1 (Opening of openSUSE Asia Summit 2018)
This year, summit is special because joint event between openSUSE Asia Summit x GNOME Asia Summit x COSCUP 2018.

Venue at Taiwan Tech, International Building. Lets register first. I get nice booklet. There are the details of schedule, abstract from speaker, sponsor and etc. You can download apps too for detail of this event just search COSCUP at Google Play.


8:50 to 9:05 opening by Board members (Ana & Simon) at Main Hall. After that I join talk Open Source Social Innovation by Audrey Tang, a civic hacker and Taiwan’s Digital Minister in charge of Social Entrepreneurship.

Then I join Nuritzi Sanchez at 306 Room, The year of the GNOME. Mbak Nur, talk about what happening at GNOME this year; include their move to Gitlab, anonymous donation, etc. Nice talk and very impressive presentation.
Next lunch and move to 304 room. After lunch I join Aftian and Masayuki Igawa. Aftian talk about Nusantara Metode Input at openSUSE. What is Aksara Nusantara and how write using Aksara Nusantara at openSUSE. Nice history.
Masayuki Igawara talk How Building Tiny Private openSUSE Cloud using openstack and small server (1U). Interesting talk and very nice presentation.
After that, I join to 201 room. Get last presentation from Max Lin. I start to prepare because my turn after Max Lin. I bring presentation about How Jogja Become City of GNU/Linux User Friendly. You can find my slide at this slideshares and read my story about this in Bahasa Indonesia Thank you for all friend who join my class, anyway.

After finish my duty, I join main hall again to watch Ralf Flaxa Talk, The Bright future of SUSE and openSUSE. until drop. First day will be closed by BOF Session.
We parting on three team. Ahmad Haris and Surabaya team join BoF with Libre Office Taiwan at Frank Office. Edwin, Kukuh join openSUSE BOF, here Kukuh start presentation to bid next openSUSE Asia Summit at Bali Island, Indonesia, and Shobha Tyagi bid too for India Team. After watch Kukuh presentation, I join to GNOME BOF.
at GNOME BOF we have some point:
- Max and Emily step down for Asia Committee after 10 years
- Review for GNOME Asia Summit.
- GSOC at GNOME
That’s all for 1st day of summit. Time to back and rest.
Sunday 12 Aug, Day 2 (openSUSE Asia Summit 2018)
I came late, spent morning for rest and catch up for my work. I join 201 room, Alcho with Introduction OBS, Kukuh with openSUSE Leap & Flatpak. After that watch Daniel Lin, Introduction to openSUSE Portus. Last, join 304 room, Yan Arief with, Having fun with KDE:create a Plasmoid.
We start moving to main hall again for the closing Summit.

After summit done. Kukuh, Edwin, Haris and me join COSCUP dinner with openSUSE Board, SUSE Team, GNOME Board, and local committee at Restaurant, using Bus. Try Tiawan Cuasine again. There’s so many dellicious food. Starting with sashimi;raw seafood, crab soup, fried crab, stinky tofu, fried rice, etc.



At 21.30 we came back to hostel.
Monday 13 Aug, Day 3 (One Day Trip)

Many Speaker join one day trip. We gather at Taipei Main Station. After that we visit National Palace Museum using bus from Taipei Main Station. See a lot of historical inheritance. After that, we are going to Taipei 101. Before going up, we get lunch at grand floor Taipei 101. Thanks for local committee to serve Halal Food. After lunch, see Taipei City from 88th floor Taipei 101 Observatory. We lucky can go out site at 92th floor because that day sky is very clear.

17.00 we move to Taipei City Mall, search for GUNDAM. Edwin, Haris and Tonny buy lot of them. Darian, Joko and Aftian leave first to Airport. They flight at tonight. 19.30 we move to Masalut Restaurant. Thanks Eric and Frank for the food. After dinner. Kukuh and team leave to Airport. They flight at tomorrow morning. So, Rania, Haris, Edwin, Iwan Tahari and me will be last team who leave Taipei.

Epilog
That all my story about my journey at Taipei. I’m happy can join this summit. I think, it is impossible for me get this experience without contribution to community. My contribution not about code, I help prepare local committee to held openSUSE Asia Summit as part of Asia Committee with Edwin, Sunny, Takeyama, Alcho and many other. Joko, Darian, Rania and Rifki; It will be their first time going abroad. What do you feel guys?
Many thank to openSUSE and Binar Academy for travel support. Thanks to Max Huang, Alcho and COSCUP Teams, also thanks to Franklin Weng and Eric Sun for warm welcome!


See you next year summit at Bali(maybe).
Estu
Other photo can be access at flicker groups:
- GNOME.Asia Summit 2018 https://www.flickr.com/groups/gnomeasia2018/
- openSUSE.Asia Summit 2018 https://www.flickr.com/groups/3094051@N21/
- COSCUP https://www.flickr.com/photos/coscup/albums (2018 still not uploaded yet)
PS: other story:
- Ahmad Haris: https://ahmadharis.wordpress.com/2018/08/19/gnome-asia-summit-2018-taipei-taiwan/
- Joko Susilo: https://medium.com/@jokosu_10/my-amazing-trip-to-coscup-x-gnome-asia-x-opensuse-asia-2018-e41a00c9b2d2
- Kukuh Syafaat: https://blogs.gnome.org/cho2/2018/08/18/coscup-2018-x-gnome-asia-summit-2018-x-opensuse-asia-summit-2018/
- Didiet Pambudiono: https://medium.com/@pambudiono.os/opensuse-asia-summit-2018-9ccfd045b68d
- Rifki Affandi https://rifki21blog.wordpress.com/2018/08/22/my-journey-opensuse-asia-summit/
GNOME Asia Summit 2018 – Taipei, Taiwan
GNOME Asia Summit 2018 this time happen in Taipei – Taiwan, at National Taiwan University of Science and Technology, August 11 – 12, 2018. This summit is co-host between openSUSE Asia Summit and COSCUP, so the summit title is COSCUP 2018 x openSUSE Asia Summit 2018 x GNOME Asia Summit 2018.
I arrived at Taipei at Thursday – August 9. Franklin Weng from LibreOffice Taiwan pickup me at airport and go stright to A+A Workshop. A+A Workshop was place that FOSS Community from Taiwan used for meetup every Thursday. Franklin introduce me to others. Then go to First Hostel to meet other friends from Indonesia who also attend this conference. Most of them from openSUSE Indonesia.
#0 day
On Friday, me and others have free time. We go to Taipei Grand Mosque to Jum’ah (Friday) Praying, then I meet my High School Friends who live in Taipei. Then I go to Microfocus office to meet other Indonesian and openSUSE Community. At night, have dinner with LibreOffice Community around Asia, LibreOffice Taiwan (Franklin Weng) paid for our food.
Then we go to welcome party for speaker and staff. My role for this event was part of international staff, so I have invitation for this with others. It’s good time to see each others and good night few. Few openSUSE and SUSE member discuss with me about potential held openSUSE Asia Summit and GNOME Asia Summit together next year.

#1 day
This summit was very crowd comparing to COSCUP 2016 (I became speaker at that time). On first day attended by 1364 participant and on second day attended by 784 participant. It has 15 parallel classes. Few of them are in English, especially from openSUSE and GNOME.
In this summit, I help to manage coordinating for web content, design, and also material design such as logo. Many friends from Taiwan and Indonesia contribute in this. I’m not become speaker this time, but I bring few students and they become speaker.

On first day, I’m joining Benjamin Berg class, he’s talking about “Supporting Miracast on the GNOME Desktop” which is very interesting for me comparing to others. Then “Desktop applications: life inside a sandbox” by David King then The Year of the GNOME by Nuritzi Sanchez. I spent few hours for discussion with other participant. Sharing mine and their activity about contributing to FOSS. And also I try to find praying room, and found it next conference building. So comfortable. The organizer also give me food that compatible with Halal Food, and I see Sobha and her student got vegetarian food. It’s prepared well.
At evening, we have official two official BoF (openSUSE and GNOME) and one unofficial BoF (LibreOffice). I was realy confuse which one that I must join. But I made decission, because I bring 3 students that contribute in LibreOffice this year, so I will help them to join LibreOffice BoF. Before we go, I told Kukuh to join openSUSE BoF (because he’s President of openSUSE Indonesia Community, but also GNOME Foundation Member), Estu and Siska join GNOME BoF (both of them also GNOME Foundation Member). But suddenly, Siska joining LibreOffice BoF.
In this BoF, we share experience between each person about contributing LibreOffice with different ways each of us. And also we have food here. This is my first time eat Sushi. 

#2 day
I was late going to venue, I’m not joining for keynote speaker session and directly going to class at break time. Starting my day with Bin Li’s class talking about Flatpak vs Snap. The class in Chinese but slide in English, still understanable for me. Then go to Iwan’s class which talking about Using Inkscape do Design Shoes.
After lunch I joining two Kukuh’s class, first about GNOME Recipes & Local Wisdom then openSUSE Leap & Flatpak.

In evening I invited by COSCUP to join dinner together other Indonesian going to Ximending to buy some souvenir. I was the same table with Max Huang, Ines, Sunny, Edwin Zakaria, Kukuh, Estu, Fuminobu Takeyama, Naruhiko Ogasawara, and Syuta Hashimoto. The food is good and many COSCUP staff here so we have lot of chat each others. They also prepare Muslim compatible food and also vegetarian food. Sunny help us to tell wich one that contain pork.

#3 Day
This is last day of the event, I joining one day tour for speaker. Going to National Palace Meuseum and Taipei 101. I’m not excited because I’ve been here. NPM for second time and Taipei 101 for third time. But having together with other are good for me.
At Evening, Franklin and Eric invite all Indonesian to have dinner (again). IMHO, this is the best food that I have when visiting Taiwan this time.

Notes
- I’m GNOME Foundation Member and The Document Foundation Member, also from openSUSE Indonesia Community. Because of this, I have many chance to have chat with others.
- There’s no GNOME Exhibition Booth this time
- I help 3 students going to this conference, they never going abroad. I hope after this they can share their experience to others to increase contributor in Indonesia
- I have meeting on second day with Max, Emily, Sammy and Haggen. Max stepdown from GNOME Asia Committee. Both Max and Emily handle lead GNOME Asia for decade. Now it’s me and Sammy.
Thanks to Max Huang and COSCUP Teams, also thanks to Franklin Weng and Eric Sun!
openSUSE Asia Summit 2018, Jogja dan Binar dalam Dunia Kode Sumber Terbuka

openSUSE Asia Summit 2018 selesai digelar kemarin. Rangkaian acara total digelar sejak 8-13 Agustus di National Taiwan University of Science and Technology, Taipei. Tulisan saya dalam Bahasa Inggris dapat dibaca pada tautan ini.
Sebagai Summit kedua di Taiwan, openSUSE Asia Summit 2018 berlangsung sangat ramai, banyak kawan-kawan lama dari beberapa summit lainnya ikut hadir. Acara Summit kali ini lebih spesial karena merupakan kolaborasi tiga acara COSCUP X GNOME.Asia Summit X openSUSE Asia Summit.
Saya kebagian sesi hari pertama, Sabtu 11 Agustus pukul 14.30. Materi yang saya bawakan berjudul: How Jogja Become City of GNU/Linux User Friendly. Slide presentasi saya dapat diakses di tautan ini.
Dalam sesi ini, saya menceritakan sejarah komunitas GNU/Linux di Jogja ketika awal-awal saya berkenalan dengan GNU/Linux dalam rentang tahun 2009-2015 bahkan era sebelum saya datang ke Jogja.
Era komunitas GNU/Linux di Jogja mulai pudar sejak periode Startup mulai menggeliat di Jogja, sekitaran tahun 2015. Dalam catatan ini saya melihat bahwa teknologi berkode sumber terbuka tidak lagi dalam tatanan bagaimana berkenalan. Namun sudah menuju bagaimana teknologi ini dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Di bagian akhir cerita, saya menceritakan Apa itu Binar Academy dan bagaimana Binar Academy memanfaatkan GNU/Linux dan teknologi bersumber kode terbuka lainnya dalam proses akademi. Beberapa hal malah merupakan keharusan menggunakan teknologi tersebut dalam proses akademi.
Beberapa teknologi yang kita gunakan di Binar Academy:
- Sistem operasi, Ervien, salah satu mentor dan saya menggunakan opensuse 42.3 dalam keseharian, beberapa mentor lainnya menggunakan Ubuntu 16.04 dan Linux Mint.
- Bahasa pemograman, Ruby on Rails, Vue JS, Kontlin,
- Metabase, Mattermost
- Database, mysql, postgresql
- Webserver, NGINX
- AWS Platform, Heroku
- Gitlab dan Gitlab-CI
Harapannya adalah semakin banyak orang, lembaga, perusahaan yang memanfaatkan GNU/Linux dan teknologi bersumber kode terbuka lainnya.

Terimakasih untuk openSUSE dan Binar Academy yang menjadi sponsor perjalanan saya.


Estu

















































