Skip to main content

a silhouette of a person's head and shoulders, used as a default avatar

Tugas Kuliah, Intermezzo Piano dan Insight Pembelajaran

Semalam saya mengikuti kuliah Research Methodology dengan dosen prof Wiranto Herry Utomo. Mata kuliah ini memberikan pengetahuan mengenai penulisan ilmiah, baik itu paper maupun thesis.

Prof Wiranto memulai sesi kuliah diawal semester dengan menerangkan sistematika penulisan dan tahapan yang perlu diperhatikan serta memberikan referensi buku, jurnal, tutorial, list penerbit jurnal termasuk waspada terhadap predatory journal.

Untuk semester ini, tugas yang diberikan adalah membuat proposal thesis. Pada setiap sesi kuliah, kami diberikan tugas mulai dari menentukan judul, membuat abstrak, membuat introduction, literatur review dan seterusnya. Tugas itu disubmit melalui ecampus dan kemudian pada tiap sesi kuliah akan diminta melakukan presentasi satu persatu.

Tadi malam saya mendapat giliran memberikan presentasi mengenai literature review. Karena nama saya berawalan M sehingga saya harus menuggu giliran berdasarkan abjad. Kadang prof Wiranto memulai dari tengah, sehingga saya tetap bersiap-siap sejak awal.

Sebelumnya prof Wiranto sudah memberikan persetujuan untuk judul, abstrak dan introduction. Ada beberapa rekan mahasiswa yang belum lolos introductionnya. Ada juga yang belum lolos abstrak. Bahkan ada yang masih macet di judul karena judulnya belum sesuai yang dimaksudkan oleh prof Wiranto.

Judul yang hanya komparasi tanpa memberikan nilai tambah misalnya, tidak akan disetujui. Abstrak yang tidak sesuai struktur, introduction yang tidak memuat research gap, state of the art, novelty (kebaruan) dan lain-lain tidak akan lolos. Setiap mahasiswa harus bisa menjelaskan hasil presentasi yang dilakukan, termasuk jika ada pertanyaan-pertanyaan terkait proposal thesisnya.

Saat baru mulai presentasi, prof Wiranto bertanya pada saya, “Wah sambil mendengarkan musik ya?”. Saya sempat heran karena saya tidak menyetel musik, apalagi saat mengikuti kuliah. Ternyata Vivian sedang main piano, refreshing sekaligus melatih beberapa lagu yang didapat dari tempat les. Saya sampaikan bahwa itu puteri bungsu saya yang main piano.

Saya tidak menyangka suara piano Vivian masuk ke mic saya, karena saya menggunakan mic clip on yang relatif lebih less noise dibandingkan dengan mic bawaan iMac yang saya gunakan.

Mungkin karena berkah piano Vivian atau bisa juga memang sedang beruntung 🤭, prof Wiranto memberikan approval untuk literature review saya setelah menanyakan beberapa isi dan mengkonfirmasikan mengenai perbedaan riset yang saya lakukan dengan riset yang ada dalam literature review.

Selesai presentasi, saya melihat beberapa rekan mahasiswa mengomentari suara piano Vivian. Katanya serasa mendengarkan musik klasik saat saya presentasi. Setelah selesai presentasi, saya baru kepikiran, jangan-jangan suara itu mengganggu. Maaf ya pak prof, saya nggak kepikiran karena konsentrasinya adalah memberikan presentasi dan penjelasan mengenai proposal thesis.

Tugas kuliah itu sebenarnya saya kerjakan disela-sela waktu saat mengantar Vivian sekolah sebelum melipir ke masjid. Kadang saya kerjakan saat menunggu Vivian pulang sekolah. Sering juga saya kerjakan disela waktu pekerjaan di Excellent dan Aktiva. Kemarin saya malah merapikan materinya disela-sela meeting team product development PT Aktiva Kreasi Investama di kebun anggur Zeze Zahra.

Saya pikir akan cukup sulit jika saya menunggu waktu khusus didepan komputer di rumah atau di depan laptop. Selain jarang punya waktu khusus seperti itu, butuh effort besar untuk mengerjakannya. Kadang keburu ngantuk, kadang ada banyak gangguan atau interupsi. Jadi saya memilih untuk menggunakan waktu-waktu luang yang ada untuk mencicil penyelesaian tugas yang ada. Lebih efektif dan lebih efisien buat saya maupun lingkungan saya.

Saya juga belajar banyak baik dari para dosen maupun rekan-rekan mahasiswa. Pekan lalu presentasi saya berlangsung singkat karena materinya terlalu sedikit dan referensi jurnalnya hanya 8. Setelah kuliah, saya bertanya pada rekan yang sudah mendapatkan approval dan ternyata ia punya 40 lebih referensi jurnal (scopus index) dan beberapa halaman literature review. Dia juga menggunakan format yang direferensikan oleh prof Wiranto. Dari situ saya belajar menyesuaikan. Saya menggunakan format yang direferensikan, kemudian meluangkan waktu untuk mencari dan membaca paper dari sciencedirect maupun dari ieee kemudian memasukkannya ke literature review jika memiliki keterkaitan dengan topik thesis.

Pola ini bisa menjadi insight pembelajaran untuk pengelolaan pekerjaan di Excellent maupun Aktiva. Dari pengalaman tersebut, saya belajar agar bisa lebih terencana, mau membuka diri, meluangkan waktu dan menyelesaikan masalah dengan lebih terstruktur dan tepat guna.

a silhouette of a person's head and shoulders, used as a default avatar

Belajar Mengatur Waktu dan Usaha Meningkatkan Kualitas

Pertengahan bulan November ini terhitung 2.5 bulan saya menjalani perkuliahan di President University. 5 hari dalam seminggu, selepas maghrib saya menjalani perkuliahan.

Total ada 5 mata kuliah yang saya jalani :

Senin untuk mata kuliah Information Retrieval dengan dosen Ir. Rila Mandala, M.Eng., Ph.D.

Selasa mata kuliah Ubiquitous Computing dengan dosen Rusdianto Roestam MSc., PhD.

Rabu mata kuliah IT Forensics dengan dosen Cutifa Safitri, M.Sc., Ph.D.,

Kamis mata kuliah Research Methodology dengan dosen Prof. Dr. Ir. Wiranto Herry Utomo, M.Kom.

Jumat mata kuliah Business Intelligence dengan dosen Dr. Tjong Wan Sen, S. T., M. T.

Dosen-dosen yang mengajar memang sesuai dengan titel akademik yang disandang, semua qualified lecturer dan meski memiliki pendekatan pengajaran berbeda-beda, saya bisa belajar analisa sekaligus terapan dari tiap mata kuliah yang ada.

Semua kuliah dilakukan dalam bahasa Inggris, termasuk diskusi, tugas maupun paper dan thesis yang nantinya akan dibuat. Persiapan yang saya lakukan sebelum mengambil perkuliahan (mengikuti kursus speaking, latihan dan mengambil ujian TOEFL) sangat membantu adaptasi hal ini, meski ya tentu saja sebatas apa yang saya bisa.

Kegiatan perkuliahan ini tentu saja mengubah kebiasaan saya selama ini. Biasanya saya masih bisa bersantai di sore sampai malam hari, kali ini saya harus menyiapkan diri setiap sore. Apalagi saya ditunjuk menjadi captain (ketua kelas) untuk beberapa mata kuliah. Hal ini terjadi, mungkin karena saat pertemuan pertama di mata kuliah pak Rila, saya menjadi siswa yang hadir paling awal, hehehe…

Disela-sela kesibukan bekerja, saya berusaha membuat rutinitas belajar, selain tentunya mengerjakan tugas. Saya membuat jadwal rutin untuk tiap mata kuliah, minimal 1 hari sebelum kegiatan mata kuliah dilakukan. Misalnya untuk mata kuliah IT forensics di hari Rabu, paling lambat hari Selasa saya sudah mencoba mempelajari materi yang akan dibahas.

Kadang ada tugas yang butuh waktu khusus untuk mengerjakannya, misalnya untuk pembuatan paper di mata kuliah Ubiquitous Computing dan Research Methodology. Belum lagi saya harus mempelajari Python dan Machine Learning sebagai dasar bagi saya mengikuti mata kuliah Business Intelligence. Hal ini ditambah dengan proyek pribadi rutinitas belajar bahasa Inggris dan menghapal beberapa ayat al qur’an setiap harinya.

Saya juga harus mengelola bisnis Excellent, Aktiva dan Zeze Zahra, sekaligus mengelola kebun dan rumah kabin.

Kadang bukan hanya teman atau saudara yang tanya, bahkan saya sendiri bertanya, ini apa benar saya menjerumuskan diri pada kesibukan bertubi-tubi. Apa yang membuat saya harus sedemikian sibuk padahal saya bisa saja bersantai mengerjakan hal-hal yang menyenangkan saja.

Tapi saya memilih untuk mencoba berbagai hal yang baik dan positif. Dalam hal pemilihan kuliah misalnya, saya memerlukan itu untuk mengupdate pemikiran saya, agar bisa bermanfaat dalam bisnis Excellent, Aktiva dan Zeze Zahra. Bahwa konsekuensinya saya harus belajar lebih keras karena sudah terlalu lama selesai kuliah, ya itu saya pandang sebagai konsekuensi logis yang harus saya pahami dan terima. Sesuatu yang memang harusnya saya jalani dan tidak mencari-cari keringanan atau penyesuaian.

Saya juga ingin memberikan contoh pada Zeze Vavai dan Vivian Aulia Zahra agar mereka mau terus mengupdate pengetahuan sekaligus berupaya sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dari orang tuanya tanpa harus melupakan keterampilan lain dalam kehidupan.

Menulis hal seperti ini di sosmed juga kadang membuat saya berpikir ini jatuhnya jadi pencitraan. Menyebut nama kampus, menuliskan apa-apa yang saya kerjakan, bisa jadi itu malah membuat saya menampilkan hal yang kelihatannya keren-keren saja. Padahal niat saya menuliskan ini memang murni sebagai berbagi pengalaman, bahwa semestinya kita tidak berhenti belajar meski usia kita terus bertambah, dan pembelajaran itu tidak harus formal karena bisa saja kita belajar dalam bentuk lain.

Saya memilih pembelajaran formal di kampus karena memang dulu saya tidak punya kesempatan itu. Saya dulu tidak memiliki peluang untuk bisa menempuh pendidikan di tempat yang bergengsi atau di kampus perguruan tinggi negeri atau di kampus dengan berbagai fasilitas yang memadai. Saya tidak menyesali apa yang sudah saya jalani namun saya juga berusaha untuk bisa mengambil peluang untuk meningkatkan level pendidikan dan pengetahuan saat kesempatan itu ada.

Kadang ada yang bilang bahwa pendidikan formal itu tidak penting karena yang penting itu adalah kemampuan. Seperti selalu dalam tulisan-tulisan saya sebelumnya, bagi saya pendidikan formal sama pentingnya dengan kemampuan. 2 hal itu bukan dikotomi dan harus dipilih salah satu, karena bagi saya akan keren sekali jika pendidikan formal bisa berjalan seiring dengan kemampuan yang sama baiknya.

Saya belum tahu kedepan apakah saya bisa bisa menjalani pendidikan dengan lancar, bisa menjalani usaha dengan lancar, bisa menata kehidupan dengan baik, karena ya tentunya kita tidak pernah tahu masa depan kita. Yang bisa saya lakukan adalah mempersiapkan dan menjalaninya dengan sebaik-baiknya. Proses yang dijalani saja sudah merupakan pembelajaran yang baik dan itu harapannya bisa bermanfaat bukan hanya bagi saya pribadi maupun keluarga, melainkan juga buat usaha yang dijalani, untuk lingkungan dan untuk masyarakat banyak.

Note : Image by Pok Rie from Pixabay

a silhouette of a person's head and shoulders, used as a default avatar

Mencicipi Anggur Transfigurasi Di Kebun Anggur Zeze Zahra

Salah satu anggur yang cukup genjah dan mudah berbuah adalah jenis Transfigurasi. Anggur Transfigurasi ini warna buahnya hijau dan jika sudah matang akan berwarna agak kuning. Rasanya crunchy dan manis.

Di kebun Anggur Zeze Zahra, ada salah satu pohon anggur Transfigurasi yang dirambatkan ke depan saung tempat bersantai. Ada pemangkasan yang menghasilkan buah dan buahnya sudah cukup ranum untuk dicicipi.

Kali ini Vivian Aulia Zahra hendak memetik dan mencicipinya langsung.

a silhouette of a person's head and shoulders, used as a default avatar
a silhouette of a person's head and shoulders, used as a default avatar

a silhouette of a person's head and shoulders, used as a default avatar

openSUSE-ID di Indonesia Linux Conference 2022

Apa itu ILC? Yang jelas bukan Indonesia Lawyers Club. ILC adalah Indonesia Linux Conference yang di tahun 2022 ini rencananya akan dilaksanakan di Ponorogo, namun karena satu dan lain hal berpindah ke Sidoarjo tepatnya di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Tentang sejarah ILC sendiri, penulis mengalami kesulitan karena perlu menghimpun arsip dari berbagai sumber, plus domain linux.or.id yang sudah tidak terawat. ILC pertama kali diadakan di Surabaya tahun 2006, bertempat di Institut Teknologi Sepuluh Nopember tanggal 17-19 Nopember 2006 dalam rangka peringatan Dies Natalis ITS ke-40. O iya, tidak seperti sekarang dimana era grup Telegram berbagai distribusi Linux dan semacamnya menjamur, era ILC merupakan era KPLI (Kelompok Pengguna Linux Indonesia) yang hampir ada di setiap kota, era dimana internet belum secepat sekarang. Jadi ILC itu semacam kopdar tahunan KPLI se-Indonesia, sehingga ada sesi khusus di ILC yang bernama KPLI Meeting.

KPLI (Sumber: Majalah InfoLinux Edisi 12/2009)

Daftar ILC yang pernah terselenggara (kalau ada yang salah/kurang, boleh komentar di bawah ya guys):

  1. ILC 2006 – Surabaya
  2. ILC 2007 – Yogyakarta
  3. ILC 2008 – Bali
  4. ILC 2009 – Makassar
  5. ILC 2010 – Bogor
  6. ILC 2011 – Mataram
  7. ILC 2012 – Malang
  8. ILC 2013 – Aceh
  9. ILC 2014 – Sinjai
  10. ILC 2015 – Tegal
  11. ILC 2020 – #dirumahaja
  12. ILC 2021 – Bogor (?)
  13. ILC 2022 – Sidoarjo

Di tahun 2022 ini, Komunitas openSUSE Indonesia berkesempatan menjadi pendukung acara/mitra komunitas. Terlihat dari ILC 2022 yang berdomain opensuse.id. Selain itu, dukungan SUSE sebagai sponsor Gold turut menyemarakkan ILC 2022 ini. Kemeriahannya bisa dilihat dari potongan postingan di bawah ini. Sepertinya sih booth openSUSE & SUSE ini booth yang paling rame dan paling banyak hadiahnya, antara lain stiker (jelas), penutup kamera, handuk, kaos, flash disk, dan boneka gecko (most wanted item). Kami juga mengadakan donasi, sistemnya adalah dengan donasi minimal Rp100.000, maka pengunjung berhak mendapatkan kaos eksklusif openSUSE.Asia Summit 2022 dan boleh pilih satu hadiah lainnya. Tak disangka-sangka, ada satu sosok dari komunitas distro setan merah yang nekat memborong kaos donasi!. Thanks bro!

Laporan pandangan mata ILC 2022 ini juga bisa disimak lewat utas Twitter mas Aryulianto (yang konon kewalahan karena pengunjung booth openSUSE membludak) berikut ini.

Pak Yusuf Hadiwinata Sutandar dari PT Biznet Gio Nusantara dalam keynote-nya “March of the Penguin: 20 years Linux Snapshot in Indonesia” menyebutkan Komunitas openSUSE Indonesia. Sempat bertanya-tanya kenapa tahun yang tercantum 2004 karena Komunitas openSUSE Indonesia baru berdiri di 2007 seperti terarsip disini. ILC sendiri juga baru diadakan di 20016. Menurut Pakdhe Adnan sebagai salah satu senior openSUSE dalam komentarnya, Komunitas openSUSE Indonesia diinisiasi oleh Pak Vavai setelah sebelum ILC Jogja tahun 2007. Oleh karena itu, pencantuman tahun 2004 dirasa kurang tepat, tapi tidak apa-apa juga sih karena openSUSE-ID ikut muncul di videotron.

Willy SR + Vavai
Pak Vavai di ILC 2007, foto oleh Pak Yan Arief

Kemeriahan lain ILC 2022 bisa disimak lewat album foto berikut:

Tulisan lain tentang ILC 2022 juga bisa disimak lewat beberapa tautan berikut:

 


 

Eits, jangan ditutup dulu tab perambannya. Masih ingat keramaian di jagat maya lewat gambar di paling kiri?

Selamat untuk yang sudah dapat boneka gecko lucu nan imut dan memeriahkan ILC 2022, buat yang hadir dan belum dapat jangan berkecil hati, tunggu acara-acara keren openSUSE-ID berikutnya.

Buat yang belum dapat dan nggak dateng ke ILC 2022 gimana?

a silhouette of a person's head and shoulders, used as a default avatar

Pertimbangan dan Alasan Utama Ternak Ayam KUB

Setelah anakan ayam (DOC) yang didatangkan beberapa waktu yang lalu berusia 2 minggu, Zeze Zahra kembali menambah 200 ekor sebagai bagian dari proses ujicoba pemeliharaan ayam KUB (Ayam Kampung Unggul Balitbangtan).

Apa saja sih pertimbangan memelihara ayam KUB? Apa saja alasannya dan bagaimana menyiasati agar tidak mengalami kerugian dalam menjalankan usaha ternak ayam KUB?

a silhouette of a person's head and shoulders, used as a default avatar

Selingan Waktu, Menulis Blog dan Akselerasi Usaha

Sekali atau dua kali dalam seminggu saya biasanya main ke toko pertanian dan kebun anggur Zeze Zahra di Tambun, Kabupaten Bekasi. Selain untuk tujuan mengecek operasional dan kemajuan usaha, kunjungan ke toko atau ke kebun ini juga bagian dari selingan. Ada kalanya saya, Achos Maryadi Arismunandar dan Qchen Marsan Susanto bertemu disana untuk diskusi mengenai perkembangan PT Excellent Infotama Kreasindo dan PT Aktiva Kreasi Investama.

Waktu yang ada dimanfaatkan semaksimal mungkin. Jika ke Tambun saya biasanya berusaha menyempatkan diri main ke keluarga atau kerapkali saya sengaja datang pagi untuk ziarah ke makam keluarga. Setelah itu meluncur ke toko atau kebun yang masing-masing jaraknya tidak sampai 1 KM.

Sampai di toko atau kebun saya biasanya foto-foto suasana untuk tulisan di blog https://www.vavai.com atau bisa juga memvideokan hal tertentu (tanaman, suasana toko, suasana kebun atau tips terkait ternak dan tanaman anggur) untuk nantinya diupload ke Youtube Zeze Zahra (https://youtube.com/zezevavai)

Setelah itu semua, baru kami bertiga ngobrol mengenai rencana dan review perkembangan Excellent dan Aktiva. Adul dan Satir yang biasanya menjaga toko menyediakan air kelapa muda yang dipetik dari pohon kelapa di pekarangan toko Zeze Zahra.

Untuk makan siang, kami biasanya fleksibel. Kadang memesan masakan dari keluarga di Tambun seperti sop daging sapi atau kikil, belut atau sop ayam kampung. Kadang membeli di Rumah Makan masakan Padang atau bisa juga membeli gado-gado dan sayur gabus pucung dari rumah makan di sekitar toko pertanian Zeze Zahra.

Budget untuk membeli makanan ini biasanya lebih rendah dibandingkan jika kami kumpul di mall di sekitaran markas Excellent dan Aktiva di kota Bekasi.

Saya biasanya meluncur selepas mengantar Vivian di sekolah. Perjalanan ke toko pertanian saya isi dengan mendengarkan Youtube, bisa dalam bentuk pembelajaran bahasa Inggris, pembelajaran terkait kuliah, wawancara para tokoh usaha terkenal, insight bisnis dari para CEO (misalnya insight dari pak TP Rachmat, pak Chairul Tanjung, Steve Jobs, Bill Gates, Jack Ma dan lain-lain) atau bisa juga sekedar mendengarkan musik atau pengajian tergantung mood saat itu ☺️🤭

Saat diskusi, saya juga biasanya memonitor pekerjaan dan group diskusi team, termasuk mengadakan meeting atau koordinasi dengan team secara online. Dengan cara demikian, waktunya bisa benar-benar efektif dan terisi dengan kegiatan yang baik untuk berbagai keperluan.

Agenda yang dilakukan juga tidak selalu sama. Bisa saja saya ke toko pertanian dan kebun anggur sekedar untuk membaca buku, menyelesaikan tugas kuliah atau sekedar menonton video tertentu. Bisa juga menonton Netflix atau Curiosity Stream. Jadi fleksibel sesuai dengan situasi yang ada.

Menjelang Ashar saya biasanya selesai di toko atau kebun dan meluncur kembali untuk menjemput Vivian di sekolah.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan ini bisa menjadi selingan yang baik dan menyenangkan. Saya bisa menjalaninya dengan ritme yang bisa diatur sendiri. Tidak monoton dan juga tidak overload. Kalau terlalu capek ya istirahat.

Saya ingat perkataan pak TP Rachmat mantan CEO Astra International dan pendiri Triputra Group di salah satu kesempatan : “Saat keluar dari Astra, saya usia 59 tahun. Disebut tua iya, disebut nggak tua juga iya. Apakah saya ingin pensiun dengan main golf saja atau bagaimana. Akhirnya saya memilih untuk membuat perusahaan karena pengalaman dan hobby saya disitu…”

Jadi bukan soal banyak sedikitnya kegiatan atau karena usia atau karena nilai kekayaaan, namun adakalanya kita menjalani berbagai kegiatan karena itu bagian dari upaya kita menjadikan hidup lebih bernilai. Syukur-syukur bisa memberikan manfaat bagi orang lain dan bagi komunitas atau masyarakat di sekitar kita.

Warren Buffet di usia 80-an masih menyetir mobil sendiri. Bukan karena dia tidak mampu membayar driver (dia langganan masuk daftar orang terkaya di dunia) atau karena dia egois, melainkan karena dia bisa beraktivitas dan bukan sekedar rebahan saja menikmati kekayaan yang dimiliki.

Saya tidak tahu nantinya usaha yang dilakukan maupun kegiatan yang dilakukan akan membawa arah kehidupan kemana, namun saya percaya jika kita mempersiapkan dan melakukan kegiatan yang positif, pada akhirnya tetap ada benefit yang bisa dicapai. Apakah itu dalam bentuk keberhasilan usaha, pembelajaran usaha, pembelajaran hidup maupun yang lainnya.

Hidup kita milik kita, susah maupun senang, kita juga yang menjalaninya.

a silhouette of a person's head and shoulders, used as a default avatar

Pemeliharaan Anakan Ayam KUB

Ayam KUB adalah Ayam Kampung Unggul Balitbantan (Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian). Zeze Zahra melakukan ujicoba pemeliharaan 100 ekor anakan ayam KUB di lingkungan toko pertanian Zeze Zahra, sekaligus untuk mengisi waktu disela-sela mengurus tanaman dan toko.

Karena saya tidak bisa sering-sering mondar mandir ke toko, saya memberikan HP Xiaomi saya ke bang Adul yang biasa menjaga toko untuk membuat video-video yang diperlukan. Berdua dengan bang Satir sebagai kameramen, bang Adul mencoba membuat video pemeliharaan anakan ayam KUB.

Bagaimana situasinya, ada gugup ada bingung tapi ini alami dan menunjukkan hal riil, hehehe…

a silhouette of a person's head and shoulders, used as a default avatar

Ngobrol di Luar Markas

Karena datang dari keluarga dengan jumlah saudara banyak, kadang jika ada acara, saya ingin melibatkan semua yang terkait sebanyak mungkin.

Hanya saja, seiring waktu, saya mesti realistis. Kalau semua dilibatkan padahal tidak terkait dengan acara atau hal yang ingin dibahas, bisa jadi membosankan bagi yang bersangkutan. Jadi nggak nyambung.

Itu sebabnya, belakangan saya lebih sering diskusi dengan team yang spesifik. Misalnya membahas mengenai aplikasi SaaS dengan team product development. Membahas mengenai helpdesk, implementasi dan support dengan team support. Membahas mengenai aspek keuangan dan perpajakan dengan team Accounting dan seterusnya.

Untuk beberapa case tertentu, bisa juga saya diskusi dengan beberapa team yang cukup senior, misalnya untuk membahas hal spesifik mengenai human resources.

Karena ruang meeting terbatas dan makan siang di mall sudah terlalu umum, adakalanya pertemuan dilakukan di beberapa pangkalan milik Excellent, misalnya di kebun atau toko Zeze Zahra.

Secara biaya bisa lebih murah, dan bisa lebih fleksibel. Cari makan bisa cari yang ada di sekitar. Kadang kami bisa pesan gado-gado dan sayur gabus pucung dan minum air kelapa muda. Biayanya masih lebih murah dibandingkan makan di Pujasera atau Food Court.

Selesai ngobrol menjelang Ashar, saya bisa langsung meluncur untuk menjemput Vivian dari sekolah.

Ngobrol santai diluaran seperti ini sesekali bisa menjadi semacam selingan yang menarik dan juga bisa sebagai refreshing disela-sela kesibukan kerja.