Mon, Nov 28, 2022

Pemanis Buatan, Kadar Garam dan Pengajian

Di lingkungan rumah tinggal orang tua saya di Tambun maupun di lingkungan sekitar rumah kabin Zeze Zahra di Batujaya Karawang, saya menemukaan kenyataan hidup yang hampir mirip. Banyak warga yang mengalami sakit diabetes, darah tinggi dan stroke.

Kehidupan yang tidak mudah membuat hal tersebut lebih menyesakkan. Uang pendapatan sehari-hari yang seharusnya bisa digunakan untuk keperluan kebutuhan pokok dan pendidikan jadi tersedot untuk biaya pengobatan.

Pola hidup sehat mungkin jarang menjadi pertimbangan. Kita saja yang mungkin bekerja rutin setiap hari kerap mengabaikan pola hidup sehat, apalagi bagi keluarga yang memiliki sedikit pilihan, hanya bisa makan apa yang tersedia.

Itu sebabnya jadi banyak yang mengulang siklus yang sama dari waktu ke waktu. Jadi turun temurun. Sekolah sampai tingkat SLTA saja atau bahkan lebih rendah, kemudian bekerja sebagai buruh atau bekerja serabutan, berkeluarga dan mengulang siklus yang sama. Hanya sedikit yang bisa keluar dari lingkaran tersebut.

Saat menghadiri pemakaman salah satu warga yang berpulang karena sakit, saya bicara ke adik saya Mardalih yang mengurus Yayasan Ultima Insani Madania. Saya sampaikan padanya bahwa ada baiknya yayasan menjalankan program tambahan, misalnya membantu keluarga yang terkena musibah. Memfasilitasi pembelian kain kafan, membantu proses penggalian kubur hingga membantu hal lain terkait pemakaman.

Karena pernah mengalami sendiri kehilangan anggota keluarga, saya merasakan bahwa jika terkena musibah kadang kita sulit berpikir dengan jernih. Bantuan dari orang lain untuk mengurus hal tersebut tentu akan sangat meringankan beban keluarga yang terkena musibah.

Di perkotaan dan di perumahan, biasanya sudah ada lembaga keagamaan atau yayasan yang mengurus hal tersebut, namun di perkampungan seperti di tempat tinggal keluarga di Tambun Bekasi dan di Batujaya Karawang, proses itu masih mengandalkan gotong royong keluarga dan warga sekitar.

Yayasan Ultima Insani Madania merupakan yayasan yang bergerak dibidang pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Dibiayai dari CSR (Corporate Social Responsibility) PT Excellent Infotama Kreasindo dan PT Aktiva Kreasi Investama dan dari donasi individu warga masyarakat.

Sesuai misinya, saya berharap yayasan Ultima bisa menjadi pihak yang memberdayakan masyarakat baik terkait pengurusan bagi yang berduka cita maupun dalam bentuk edukasi.

Setiap malam biasanya ada pengajian anak-anak dan setiap minggu ada pengajian ibu-ibu. Saya mengusulkan pada pengurus agar 1x dalam sebulan, ada sisipan di pengajian ibu-ibu, berupa edukasi dari tenaga kesehatan (dokter atau bidan) mengenai pola hidup sehat. Misalnya mengenai saran menghindari minuman dengan pemanis buatan, mengurangi konsumsi gula maupun garam.

Ada beberapa rekan saya yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan dan saya bisa minta bantuannya untuk memberikan edukasi dalam bahasa sederhana dan mudah dimengerti.

Selain edukasi ke ibu-ibu, hal yang mirip nantinya dilakukan juga terhadap anak-anak. Agar ada kesinambungan pemahaman dan ada inisiatif untuk mulai hal yang benar. Meski mungkin hasilnya belum signifikan, saya berharap apa yang dilakukan bisa membekas dan bisa membawa dampak berkelanjutan.

Sama seperti saat membangun Excellent maupun rumah kabin Zeze Zahra, saya tidak tahu apakah inisiatif ini bisa berkembang ke arah yang lebih luas atau tidak, namun bagi saya sepanjang hal itu baik untuk dilakukan, ya dilakukan saja. Nanti sambil belajar dari pihak lain yang sudah berpengalaman dan sekaligus mereview apa yang sudah dilakukan.

Sumber gambar : Tien Vu (Pixabay)

Sun, Nov 27, 2022

Cara Termudah Panen Ubi Ungu Dalam Pot

Menanam ubi dalam pot ternyata bukan hanya memudahkan proses penanaman dan pemeliharaan, melainkan juga saat proses panen. Saat panen sebelumnya, saya menggali ubi (ndukur kalau istilah Betawinya), namun ternyata ada cara yang lebih mudah. Ternyata itu salah satu aspek penting prinsip “Kaizen”, yaitu perbaikan terus menerus.

Ada kalanya kita menjalani sesuatu karena kita melihat contohnya dari dulu seperti itu. Bisa juga karena alam bawah sadar kita mendorong kita untuk melakukan hal tersebut dan tidak berupaya mencari cara lain yang sebenarnya lebih efisien dan efektif.

Bagaimana caranya? Pak Amoy dan bang Matan akan mencontohkannya dalam video ini.

Cukup 2 Bulan! Panen Ubi Jalar Ungu di Dalam Pot

Dua bulan yang lalu, saya mulai menanam ubi ungu di dalam pot. Penanaman itu dilakukan setelah saya melakukan ujicoba penanaman ubi dalam pot dan berhasil mendapatkan ubi yang cukup besar. Ada belasan pot yang saya gunakan untuk menanam ubi ungu. Selang 2 bulan dari waktu penanaman, ubi tersebut dipanen.

Apakah hasilnya bagus dan memuaskan? Yuk simak dalam video ini :

Sat, Nov 26, 2022

Tips & Trik Ayam KUB : Pemindahan Ayam KUB Remaja ke Kandang Umbaran

Ayam KUB (Kampung Unggul Balitbangtan) adalah ayam kampung galur baru hasil seleksi secara genetik oleh team peneliti Balai Penelitian Dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Zeze Zahra memelihara ayam KUB di pekarangan toko pertanian Zeze Zahra sebagai simulasi ternak mulai dari awal anakan ayam DOC (Day Old Chicken).

Saat ini anakan ayam sudah berusia 1 bulan. Kandang yang awalnya longgar kini jadi sempit. Anak ayam jadi kerap berbenturan dengan kawannya. Jika dibiarkan nanti anakan ayam terganggu pertumbuhannya.

Untuk keperluan itu, Zeze Zahra membuat kandang umbaran untuk anakan ayam remaja (usia 1 bulan) hingga nantinya berusia dewasa. Bagaimana proses dan seluk beluk pemindahannya, yuk simak pada video ini.

Fri, Nov 25, 2022

Anggur Pepaya Jambu di Toko Pertanian Zeze Zahra

Sebagai bahan promosi sekaligus menyemarakkan tampilan, Zeze Zahra menanam Anggur, Pepaya dan Jambu Air di halaman dan pekarangan belakang toko. Tujuannya agar lebih sejuk dipandang sekaligus sebagai contoh kualitas bibit yang disediakan.

Jambu didalam pot sudah berbunga. Pepaya sudah mulai tumbuh besar. Demikian juga dengan anggur. Malah ada salah satu tanaman anggur yang dipindah dari atap rumah dan ditanam di tanah langsung, begitu muncul tunas baru langsung membawa bunga.

Seperti apa suasana dan penampilannya, yuk simak pada video ini :

Wed, Nov 23, 2022

Tips & Trik Ternak Ayam KUB Secara Integral dalam Satu Siklus Pemeliharaan

Zeze Zahra mengawali usaha ternak ayam KUB dalam jumah kecil. Hanya satu pejantan dengan beberapa ekor indukan betina. Setelah ayam mulai bertelur dan mulai mendapat pengalaman dalam merawat dan memelihara ayam tersebut, Zeze Zahra mulai beranjak ke tahap berikutnya dengan menambah jumlah indukan, membuat kandang baru hingga melakukan penetasan mandiri.

Saat ini ada hampir 100 ekor indukan ayam KUB dan 500-600 ekor anakan ayam berbagai umur yang ada di Zeze Zahra. Selain ayam KUB, Zeze Zahra juga memelihara ayam kampung biasa, entok dan bebek, termasuk ada juga ayam istimewa yaitu ayam Mutiara dan ayam Silky atau ayam Kapas.

Bagaimana suasana ternak ayam KUB di Zeze Zahra dan apa saja tips dalam memelihara ayam KUB secara integral, yuk simak dalam liputan video langsung dari kandangnya, hehehe…

Sat, Nov 19, 2022

Maksi Luar Markas

Agenda saya beberapa minggu ini adalah koordinasi dengan masing-masing bagian/divisi. Baik di Excellent dan Aktiva. Beberapa hari yang lalu giliran saya ngobrol dengan team developer PT Aktiva Kreasi Investama.

Kegiatan koordinasi mungkin istilahnya terlalu keren. Ini sebenarnya ngobrol santai bersama team dikemas dalam bentuk acara makan siang bersama. Pilihannya adalah Pujasera (Food Court) di Summarecon Mall Bekasi atau di Burger King. Team memilih ngobrol dan makan siang di Burger King.

Sebenarnya kedua pilihan itu bukan tanpa alasan. Alasan pertama, biasanya kami selalu ketemuan di rumah makan Sunda. Jadi ini sebagai selingan yang berbeda. Alasan kedua, lokasinya dekat sekolah Vivian. Jadi kalau ngobrolnya agak lama, saya bisa langsung melipir ke sebelah untuk menjemput Vivian pulang sekolah.

Mengapa tidak ngobrol di markas saja? Ya namanya juga selingan. Kalau di markas terus kan suasananya itu-itu saja. Ini anggap saja mencari suasana berbeda. Semacam we time.

Apa saja yang diobrolkan? Ya soal ringan saja. Soal mindset, soal pengalaman, soal keseharian dan soal rencana maupun suasana kerja di Aktiva. Ini adalah kebiasaan di Excellent maupun Aktiva agar ada suasana cair, ada blending dan keakraban diantara kami yang bekerja di perusahaan yang sama.

Kadang saya juga menyisipkan beberapa update terkait situasi dan kemungkinan efeknya bagi kami. Meski kami perusahaan kecil, kami harus waspada pada efek ekonomi makro. Justru karena kami kecil kami bisa jadi rentan pada hal tersebut.

Selingan seperti ini juga untuk menyegarkan dan menyadarkan pikiran, bahwa bekerja itu tidak harus diam di tempat, monoton dan membosankan.

Kita bisa memilih cara kita bekerja dan cara kita menjalani hidup. Cara kita mencari nafkah tanpa harus lupa bagaimana caranya menikmati hidup. Tsahelah… Keren amat omongannya, hehehe…

Intinya, sesekali ada selingan (dalam pengertian positif) dalam pekerjaan atau dalam keseharian itu bagus kok. Bisa menjadi healing sederhana, sekaligus upaya agar kita bisa menjaga ritme kehidupan kita.

Tips Agar Dompolan Buah Anggur Maksimal

Sudah menanam anggur tapi buahnya kecil-kecil dan dompolannya juga kecil? Bagaimana caranya agar dompolan anggur bisa lebih besar?

Beberapa waktu yang lalu, Zeze Zahra datang ke rumah kabin di Batujaya Karawang. Disana ada pohon anggur yang ditanam 1 tahun yang lalu dan sedang berbuah dengan dompolan yang cukup maksimal. Apa saja yang dilakukan sehingga memiliki dompolan yang cukup besar dan apa saja perawatan yang perlu dilakukan agar terhindar dari masalah dan buah selamat sampai akhir?

Yuk simak pada video berikut ini : Tips Agar Dompolan Buah Anggur Maksimal

Fri, Nov 18, 2022

Tugas Kuliah, Intermezzo Piano dan Insight Pembelajaran

Semalam saya mengikuti kuliah Research Methodology dengan dosen prof Wiranto Herry Utomo. Mata kuliah ini memberikan pengetahuan mengenai penulisan ilmiah, baik itu paper maupun thesis.

Prof Wiranto memulai sesi kuliah diawal semester dengan menerangkan sistematika penulisan dan tahapan yang perlu diperhatikan serta memberikan referensi buku, jurnal, tutorial, list penerbit jurnal termasuk waspada terhadap predatory journal.

Untuk semester ini, tugas yang diberikan adalah membuat proposal thesis. Pada setiap sesi kuliah, kami diberikan tugas mulai dari menentukan judul, membuat abstrak, membuat introduction, literatur review dan seterusnya. Tugas itu disubmit melalui ecampus dan kemudian pada tiap sesi kuliah akan diminta melakukan presentasi satu persatu.

Tadi malam saya mendapat giliran memberikan presentasi mengenai literature review. Karena nama saya berawalan M sehingga saya harus menuggu giliran berdasarkan abjad. Kadang prof Wiranto memulai dari tengah, sehingga saya tetap bersiap-siap sejak awal.

Sebelumnya prof Wiranto sudah memberikan persetujuan untuk judul, abstrak dan introduction. Ada beberapa rekan mahasiswa yang belum lolos introductionnya. Ada juga yang belum lolos abstrak. Bahkan ada yang masih macet di judul karena judulnya belum sesuai yang dimaksudkan oleh prof Wiranto.

Judul yang hanya komparasi tanpa memberikan nilai tambah misalnya, tidak akan disetujui. Abstrak yang tidak sesuai struktur, introduction yang tidak memuat research gap, state of the art, novelty (kebaruan) dan lain-lain tidak akan lolos. Setiap mahasiswa harus bisa menjelaskan hasil presentasi yang dilakukan, termasuk jika ada pertanyaan-pertanyaan terkait proposal thesisnya.

Saat baru mulai presentasi, prof Wiranto bertanya pada saya, “Wah sambil mendengarkan musik ya?”. Saya sempat heran karena saya tidak menyetel musik, apalagi saat mengikuti kuliah. Ternyata Vivian sedang main piano, refreshing sekaligus melatih beberapa lagu yang didapat dari tempat les. Saya sampaikan bahwa itu puteri bungsu saya yang main piano.

Saya tidak menyangka suara piano Vivian masuk ke mic saya, karena saya menggunakan mic clip on yang relatif lebih less noise dibandingkan dengan mic bawaan iMac yang saya gunakan.

Mungkin karena berkah piano Vivian atau bisa juga memang sedang beruntung 🤭, prof Wiranto memberikan approval untuk literature review saya setelah menanyakan beberapa isi dan mengkonfirmasikan mengenai perbedaan riset yang saya lakukan dengan riset yang ada dalam literature review.

Selesai presentasi, saya melihat beberapa rekan mahasiswa mengomentari suara piano Vivian. Katanya serasa mendengarkan musik klasik saat saya presentasi. Setelah selesai presentasi, saya baru kepikiran, jangan-jangan suara itu mengganggu. Maaf ya pak prof, saya nggak kepikiran karena konsentrasinya adalah memberikan presentasi dan penjelasan mengenai proposal thesis.

Tugas kuliah itu sebenarnya saya kerjakan disela-sela waktu saat mengantar Vivian sekolah sebelum melipir ke masjid. Kadang saya kerjakan saat menunggu Vivian pulang sekolah. Sering juga saya kerjakan disela waktu pekerjaan di Excellent dan Aktiva. Kemarin saya malah merapikan materinya disela-sela meeting team product development PT Aktiva Kreasi Investama di kebun anggur Zeze Zahra.

Saya pikir akan cukup sulit jika saya menunggu waktu khusus didepan komputer di rumah atau di depan laptop. Selain jarang punya waktu khusus seperti itu, butuh effort besar untuk mengerjakannya. Kadang keburu ngantuk, kadang ada banyak gangguan atau interupsi. Jadi saya memilih untuk menggunakan waktu-waktu luang yang ada untuk mencicil penyelesaian tugas yang ada. Lebih efektif dan lebih efisien buat saya maupun lingkungan saya.

Saya juga belajar banyak baik dari para dosen maupun rekan-rekan mahasiswa. Pekan lalu presentasi saya berlangsung singkat karena materinya terlalu sedikit dan referensi jurnalnya hanya 8. Setelah kuliah, saya bertanya pada rekan yang sudah mendapatkan approval dan ternyata ia punya 40 lebih referensi jurnal (scopus index) dan beberapa halaman literature review. Dia juga menggunakan format yang direferensikan oleh prof Wiranto. Dari situ saya belajar menyesuaikan. Saya menggunakan format yang direferensikan, kemudian meluangkan waktu untuk mencari dan membaca paper dari sciencedirect maupun dari ieee kemudian memasukkannya ke literature review jika memiliki keterkaitan dengan topik thesis.

Pola ini bisa menjadi insight pembelajaran untuk pengelolaan pekerjaan di Excellent maupun Aktiva. Dari pengalaman tersebut, saya belajar agar bisa lebih terencana, mau membuka diri, meluangkan waktu dan menyelesaikan masalah dengan lebih terstruktur dan tepat guna.

Wed, Nov 16, 2022

Belajar Mengatur Waktu dan Usaha Meningkatkan Kualitas

Pertengahan bulan November ini terhitung 2.5 bulan saya menjalani perkuliahan di President University. 5 hari dalam seminggu, selepas maghrib saya menjalani perkuliahan.

Total ada 5 mata kuliah yang saya jalani :

Senin untuk mata kuliah Information Retrieval dengan dosen Ir. Rila Mandala, M.Eng., Ph.D.

Selasa mata kuliah Ubiquitous Computing dengan dosen Rusdianto Roestam MSc., PhD.

Rabu mata kuliah IT Forensics dengan dosen Cutifa Safitri, M.Sc., Ph.D.,

Kamis mata kuliah Research Methodology dengan dosen Prof. Dr. Ir. Wiranto Herry Utomo, M.Kom.

Jumat mata kuliah Business Intelligence dengan dosen Dr. Tjong Wan Sen, S. T., M. T.

Dosen-dosen yang mengajar memang sesuai dengan titel akademik yang disandang, semua qualified lecturer dan meski memiliki pendekatan pengajaran berbeda-beda, saya bisa belajar analisa sekaligus terapan dari tiap mata kuliah yang ada.

Semua kuliah dilakukan dalam bahasa Inggris, termasuk diskusi, tugas maupun paper dan thesis yang nantinya akan dibuat. Persiapan yang saya lakukan sebelum mengambil perkuliahan (mengikuti kursus speaking, latihan dan mengambil ujian TOEFL) sangat membantu adaptasi hal ini, meski ya tentu saja sebatas apa yang saya bisa.

Kegiatan perkuliahan ini tentu saja mengubah kebiasaan saya selama ini. Biasanya saya masih bisa bersantai di sore sampai malam hari, kali ini saya harus menyiapkan diri setiap sore. Apalagi saya ditunjuk menjadi captain (ketua kelas) untuk beberapa mata kuliah. Hal ini terjadi, mungkin karena saat pertemuan pertama di mata kuliah pak Rila, saya menjadi siswa yang hadir paling awal, hehehe…

Disela-sela kesibukan bekerja, saya berusaha membuat rutinitas belajar, selain tentunya mengerjakan tugas. Saya membuat jadwal rutin untuk tiap mata kuliah, minimal 1 hari sebelum kegiatan mata kuliah dilakukan. Misalnya untuk mata kuliah IT forensics di hari Rabu, paling lambat hari Selasa saya sudah mencoba mempelajari materi yang akan dibahas.

Kadang ada tugas yang butuh waktu khusus untuk mengerjakannya, misalnya untuk pembuatan paper di mata kuliah Ubiquitous Computing dan Research Methodology. Belum lagi saya harus mempelajari Python dan Machine Learning sebagai dasar bagi saya mengikuti mata kuliah Business Intelligence. Hal ini ditambah dengan proyek pribadi rutinitas belajar bahasa Inggris dan menghapal beberapa ayat al qur’an setiap harinya.

Saya juga harus mengelola bisnis Excellent, Aktiva dan Zeze Zahra, sekaligus mengelola kebun dan rumah kabin.

Kadang bukan hanya teman atau saudara yang tanya, bahkan saya sendiri bertanya, ini apa benar saya menjerumuskan diri pada kesibukan bertubi-tubi. Apa yang membuat saya harus sedemikian sibuk padahal saya bisa saja bersantai mengerjakan hal-hal yang menyenangkan saja.

Tapi saya memilih untuk mencoba berbagai hal yang baik dan positif. Dalam hal pemilihan kuliah misalnya, saya memerlukan itu untuk mengupdate pemikiran saya, agar bisa bermanfaat dalam bisnis Excellent, Aktiva dan Zeze Zahra. Bahwa konsekuensinya saya harus belajar lebih keras karena sudah terlalu lama selesai kuliah, ya itu saya pandang sebagai konsekuensi logis yang harus saya pahami dan terima. Sesuatu yang memang harusnya saya jalani dan tidak mencari-cari keringanan atau penyesuaian.

Saya juga ingin memberikan contoh pada Zeze Vavai dan Vivian Aulia Zahra agar mereka mau terus mengupdate pengetahuan sekaligus berupaya sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dari orang tuanya tanpa harus melupakan keterampilan lain dalam kehidupan.

Menulis hal seperti ini di sosmed juga kadang membuat saya berpikir ini jatuhnya jadi pencitraan. Menyebut nama kampus, menuliskan apa-apa yang saya kerjakan, bisa jadi itu malah membuat saya menampilkan hal yang kelihatannya keren-keren saja. Padahal niat saya menuliskan ini memang murni sebagai berbagi pengalaman, bahwa semestinya kita tidak berhenti belajar meski usia kita terus bertambah, dan pembelajaran itu tidak harus formal karena bisa saja kita belajar dalam bentuk lain.

Saya memilih pembelajaran formal di kampus karena memang dulu saya tidak punya kesempatan itu. Saya dulu tidak memiliki peluang untuk bisa menempuh pendidikan di tempat yang bergengsi atau di kampus perguruan tinggi negeri atau di kampus dengan berbagai fasilitas yang memadai. Saya tidak menyesali apa yang sudah saya jalani namun saya juga berusaha untuk bisa mengambil peluang untuk meningkatkan level pendidikan dan pengetahuan saat kesempatan itu ada.

Kadang ada yang bilang bahwa pendidikan formal itu tidak penting karena yang penting itu adalah kemampuan. Seperti selalu dalam tulisan-tulisan saya sebelumnya, bagi saya pendidikan formal sama pentingnya dengan kemampuan. 2 hal itu bukan dikotomi dan harus dipilih salah satu, karena bagi saya akan keren sekali jika pendidikan formal bisa berjalan seiring dengan kemampuan yang sama baiknya.

Saya belum tahu kedepan apakah saya bisa bisa menjalani pendidikan dengan lancar, bisa menjalani usaha dengan lancar, bisa menata kehidupan dengan baik, karena ya tentunya kita tidak pernah tahu masa depan kita. Yang bisa saya lakukan adalah mempersiapkan dan menjalaninya dengan sebaik-baiknya. Proses yang dijalani saja sudah merupakan pembelajaran yang baik dan itu harapannya bisa bermanfaat bukan hanya bagi saya pribadi maupun keluarga, melainkan juga buat usaha yang dijalani, untuk lingkungan dan untuk masyarakat banyak.

Note : Image by Pok Rie from Pixabay